a compilation of thoughts from an ordinary girl

, ,

Book Review: One of Us is Lying by Karen M. McManus

One of Us is Lying adalah sebuah buku kategori teen and young adult bergenre misteri dari Karen M. McManus. Buku ini merupakan karya perdana Karen. Sebagai penggemar genre misteri, tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan untuk membaca buku ini. Sinopsisnya yang membuat saya bertanya-tanya semakin membuat saya gatal untuk segera membaca buku ini. So, here we go!

Sumber : Goodreads.com
Rilis : Mei 2017
Sinopsis : Bronwyn Rojas adalah seorang pelajar Yale-material yang tidak pernah melanggar aturan. Nathaniel –Nate- Macauley adalah seorang pengedar ganja yang sedang dalam masa percobaan dan pengawasan oleh polisi. Clay Cooper adalah seorang atlet baseball yang dikagumi oleh orang-orang di sekitarnya. Adelaide –Addy- Prentiss adalah seorang pelajar cantik dan merupakan princess of the school. Simon Kelleher adalah seorang tukang gosip yang berusaha untuk fit in ke semua golongan di sekolah. Lima orang pelajar ini mendapat sanksi untuk berada di ruang BK setelah pulang sekolah karena melanggar peraturan membawa gadget ke dalam kelas. Tak disangka, alergi Simon kambuh dan sayangnya merenggut nyawanya. Kematiannya dianggap sebagai sebuah kecelakaan sebelum polisi membeberkan fakta bahwa Simon dibunuh. Polisi bertekad untuk menangkap siapa pembunuh Simon sebenarnya dan menaruh kecurigaan kepada Bronwyn, Nate, Cooper dan Addy. Lalu, siapakah pelakunya?

Opini : Penulisan cerita di buku ini berdasarkan segi pandang tiap karakter. Mungkin agak membingungkan karena kamu harus fokus untuk tahu siapa karakter yang sedang bercerita  mengingat tidak hanya satu, tapi empat karakter utama yang akan berkontribusi dalam plot cerita buku ini. Tetapi, dengan teknik seperti ini, saya menjadi tahu karakteristik tiap karakter, apa saja masa lalu mereka, dan perkembangan karakter mereka selama di dalam cerita. Sebuah cara yang sederhana untuk memberikan gambaran refleksi di kehidupan nyata bahwa semua orang berbeda dan bukan hal yang mudah untuk menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Selain pendeskripsian karakter, plot twist yang diberikan oleh Karen cukup menghibur. Walaupun genre dari buku ini adalah misteri, humor yang dideskripsikan juga berhasil membuat saya tertawa –yang sayangnya semakin mengingatkan saya untuk mengurangi frekuensi membaca fanfic lol- Poin tambahan untuk buku ini adalah Karen juga mengikutsertakan isu-isu sosial yang sering dialami remaja yang menurut saya sesuai dengan target audiens yang ingin dia rangkul. Overall, I really enjoyed reading this book and I hope you do too^^


One of Us is Lying’s rate: 4/5
Share:
Read More
, , ,

Movie Review: Close-Knit

Close-Knit atau Karera ga honki de amu toki wa adalah sebuah film Jepang yang disutradarai oleh Naoko Ogigami. Film ini pertama kali screening di Berlin International Film Festival pada tanggal 10 Februari 2017 dan resmi di rilis di Jepang 15 hari setelahnya. Film ini adalah sebuah film keluarga yang mengangkat tema LGBT – Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender – khususnya tentang transgender. LGBT sebenarnya sudah lama ada, tapi baru-baru ini sering diperbincangkan seiring pernikahan sesama di Amerika Serikat dilegalkan tahun 2015 lalu. Jepang sebenarnya sudah tidak ‘pangling’ dengan LGBT khususnya gay atau homosexuality, karena berdasarkan sejarah saat era samurai berjaya, konsep homosexuality sudah dianggap biasa. Sejarah tentang perkembangan awal homosexuality di Jepang bisa kamu baca di sini.

Close-Knit menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Tomo (Rinka Kakihara) yang ditelantarkan oleh ibu kandungnya Hiromi (Mimura) sehingga Tomo harus tinggal sementara dengan pamannya, Makio (Kenta Kiritani). Di rumah Makio, Tomo bertemu dengan Rinko (Toma Ikuta), yang merupakan pacar Makio. Tomo sudah diberi tahu oleh Makio bahwa Rinko adalah seorang transgender dan Makio berharap Tomo bisa berhubungan baik dengan Rinko karena Makio sangat peduli dengan Rinko. Tomo yang tidak terbiasa dengan lingkungan queer berusaha untuk memperlakukan Rinko seperti wanita umumnya. However, hal ini tentu tidak mudah mengingat persepsi Tomo tentang orang-orang queer masih seperti masyarakat pada umumnya. Rinko memahami apa yang dipikirkan oleh Tomo dan sedikit demi sedikit mulai mendekatkan dirinya dengan Tomo.

Pertama kali karakter Rinko muncul, saya spontan berteriak karena ‘akhirnya!!! ini yang saya tunggu-tunggu!’ kenapa saya girang sekali? karena film ini tentang LGBT ya kalo karakter LGBT-nya nggak keluar-keluar ya buat apa???? hahaha. Faktor kedua adalah Toma Ikuta pas meranin Rinko cantik banget ya Tuhan saya menitikkan air mata saat itu juga. Lebay? Saya tidak peduli. Meskipun saya baru pertama kali melihat Toma Ikuta di film ini, saya sangat menikmati akting Toma sebagai Rinko. Sebenarnya, semua akting aktor and aktris di film ini sangat mumpuni. Walaupun baru sampai pertengahan durasi, emosi saya sudah dipermainkan. Perasaan marah, kecewa, tangis saya rasakan saat menonton. Sinematografi film ini juga sederhana sehingga penonton akan selalu fokus pada jalan cerita. Meskipun sederhana, hal itu tidak membuat saya lupa untuk menikmati pemandangan deretan pohon sakura yang berguguran dan jernihnya air sungai yang disajikan oleh Naoko. Setelah menyelesaikan film ini, my heart is filled with warmth despite the sensitivity of the issue that is brought in this movie. Apalagi kalau konsepnya disampaikan dengan gaya film keluarga, tambah ayem aja rasanya. Saya memang netral, bahkan cenderung men-support tentang LGBT ini untuk dibicarakan agar masyarakat tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang taboo. Memang di beberapa agama LGBT itu tidak diperbolehkan, tapi itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk memperlakukan komunitas LGBT sebagai golongan yang lebih rendah daripada yang lain. Kurangilah perilaku judgemental apalagi terhadap isu-isu yang kita tidak familiar. Manusia itu takut terhadap sesuatu yang menurut mereka asing. Jadi, cari tahulah dahulu sebelum melemparkan komentar-komentar yang tidak perlu. Perlakuan fisik bukan satu-satunya yang bisa melukai orang. Kata-kata bisa memberikan efek yang sama, bahkan lebih parah dari tusukan benda tajam sekalipun. Manusia memang bukan makhluk sempurna, makanya kita dituntut untuk terus belajar dari kesalahan. Ye kan sodara-sodara? Hehe.

Sekian cuwit-cuwit saya tentang film Close-Knit. Semoga review saya membantu kamu yang newbie dan penasaran ingin mengenal LGBT menggunakan media yang ringan dan menyenangkan. Kalau bertanya berapa rating yang saya berikan untuk film ini, I would say it’s 8.5/9 karena saya tidak pernah menilai film sampai 10 hahaha (pernah sih dulu karena biased, mohon maklum). Sampai jumpa di postingan selanjutnya! ^^
Share:
Read More
, , ,

Book Review: ORIGIN by Dan Brown

Seperti janji saya dipostingan sebelumnya, saya akan memberikan ulasan singkat tentang buku terbaru dari Dan Brown, Origin. Sebelumnya, bagi yang belum familiar dengan Dan Brown bisa cek postingan saya di sini.

Setelah 4 tahun, akhirnya Dan Brown merilis buku terbarunya, Origin, yang merupakan kelanjutan seri dari Robert Langdon Universe. Sebenarnya, pembaca baru tidak perlu membaca Robert Langdon series ini secara berurutan karena Dan Brown jarang menghubungkan antara apa yang dialami oleh Langdon di buku sebelumnya dengan buku selanjutnya. Hanya 1 atau 2 kalimat dan itupun tidak terlalu berpengaruh terhadap plotnya. Jadi, tenang saja sodara-sodara kalau memang sudah tidak sabar silahkan langsung baca Origin! Whoop! Whoop!

Origin

Sumber: danbrown.com
Rilis : Oktober 2017
Sinopsis: Robert Langdon diundang oleh mantan muridnya, Edmond Kirsch, untuk datang menyaksikan  hasil penelitian Edmond yang menurutnya akan menjawab pertanyaan yang selama ini manusia tanyakan di dalam hidupnya, ‘where do we come from? Where are we going?’. Edmond merupakan salah satu scientist  yang cukup blak-blakan dengan persepsinya bahwa agama menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan. Sesampainya Langdon di Museum Guggenheim di kota Bilbao, Spanyol, Edmond menemui Langdon sebelum seminar diadakan dan mengutarakan kekhawatirannya bahwa keselamatannya mungkin akan terancam setelah dia merilis hasil penelitiannya. Langdon tidak berpikir panjang dan hanya menenangkan Edmond. Tak disangka, saat seminar telah dimulai dan sebelum hasil penelitian Edmond ditampilkan, Edmond ditembak mati di depan mata tamu undangan seminar yang juga disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia melalui Internet. Langdon bertekad untuk merilis hasil penelitian mantan muridnya tersebut dan dalam petualangannya memecahkan petunjuk yang ditinggalkan oleh Edmond, Langdon dibantu oleh direktur Museum Guggenheim, Ambra Vidal yang juga calon ratu Spanyol.
Share:
Read More
, , ,

Robert Langdon Universe by Dan Brown

Mungkin kalian mengira bahwa saya sudah mengikuti Dan Brown sejak lama. Contrary to popular belief, saya baru benar-benar membaca karya Dan Brown awal tahun ini. Yak, disela-sela seharusnya saya menyelesaikan skripsi, saya malah merasa bosan dan mengalihkan perhatian saya ke buku-buku yang menarik bagi saya. Walaupun kuliah di jurusan sastra, buku yang saya baca saat kuliah malah sedikit sekali, bahkan bisa dihitung dengan jari. Entah karena malas atau karena saya lebih mementingkan uang bulanan saya untuk kepentingan lain – penting: nonton di bioskop dan hedon (mungkin karena ini pelampiasan semasa saya SMA karena di tempat halaman saya tidak ada bioskop dan tempat tongkrongan yang ‘kekinian’ haha), rasa haus untuk membaca buku saya akhirnya kembali membara. Karena saya suka sejarah, simbol dan misteri, saya akhirnya membaca hasil karya Dan Brown. Robert Langdon adalah karakter utama dalam buku yang akan saya bahas. Robert Langdon adalah seorang ahli simbol yang juga dosen di Universitas Harvard. Dia digambarkan memiliki perawakan tinggi –sekitar 182 cm- dan tubuh yang atletik berkat hobinya yang suka berenang. Untuk postingan kali ini, saya akan menulis sinopsis dan pendapat saya tentang 4 buku yang menceritakan perjalanan Robert Langdon untuk memecahkan misteri dan simbol di tiap-tiap buku.

p.s : walapun Dan Brown sudah mengklaim bahwa perkumpulan organisasi-organisasi ini nyata, tetap saja buku-buku ini adalah fiksi jadi take it with a grain of salt.

Angels and Demons

Sumber : danbrown.com
Rilis : Mei 2000
Sinopsis : Robert Langdon dihubungi oleh direktur CERN (Conceil EuropĂ©en pour la Recherche NuclĂ©aire: organisasi penelitian nuklir di Eropa) Maximillian Kohler untuk menyelidiki keaslian simbol illuminati yang tertera di tubuh seorang ahli fisika bernama Leonardo Vetra yang telah dibunuh oleh unknown. Petualangan Langdon dimulai dengan beredarnya informasi yang dirilis oleh unknown yang mengaku sebagai salah satu member dari persaudaraan Illuminati –yang sebelumnya dipercaya sudah lenyap- bahwa dia telah mencuri antimatter –sebuah unsur yang memiliki kekuatan destruksi seperti senjata nuklir- dan telah memasangnya di suatu tempat di kota Vatikan. Langdon yang dikejar oleh waktu dipaksa untuk segera memecahkan misteri dimana antimatter diletakkan sebelum unsur tersebut meledak dan menghancurkan kota Vatikan. Dalam petualangannya, Langdon ditemani oleh Vittoria Vetra, anak angkat dari Leonardo Vetra.


Share:
Read More